Minggu, 26 Februari 2012

Sekilas HSKS


APA DAN BAGAIMANA
HOMESCHOOLING ?


Apa itu homeschooling?

Homeschooling adalah sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah. Homeschooling adalah sebuah sekolah alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai subjek dengan pendekatan secara “at home”. Dengan pendekatan “at home” inilah anak-anak merasa nyaman belajar karena mereka dapat belajar apapun sesuai dengan keinginannya, kapan saja dan dimana saja seperti ia tengah berada di rumahnya.
Jadi, meski disebut homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tapi anak-anak dapat belajar di mana saja dan kapan saja asal situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti “at home” . Maka dalam sistem Homeschooling, jam pelajaran bersifat fleksibel : mulai dari bangun tidur sampai berangkat tidur kembali.


Apa saja tipe atau klasifikasi format homeschooling?

Ada beberapa klasifikasi format homeschooling, yaitu :
1. Homeschooling Tunggal
Dilaksanakan  oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan keluarga lainnya karena hal tertentu atau karena lokasi yang berjauhan.
2. Homeschooling Majemuk
Dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing. Alasannya : terdapat kebutuhan-kebutuhan  yang dapat dikompromikan oleh beberapa keluarga  untuk melakukan kegiatan bersama. Contohnya kurikulum dari konsorsium, kegiatan olah raga (misalnya keluarga atlet tenis), keahlian musik/seni, kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan.
3. Homeschooling Komunitas
Gabungan beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, musik/seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. Komitmen pembelajaran antara orang tua dan komunitasnya yaitu 50:50. Alasan memilih komunitas homeschooling antara lain :
Terstruktur dan lebih lengkap untuk perndidikan akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar
Tersedia fasilitas pembelajaran yang lebih baik misalnya : bengkel kerja, laboratorium alam, perpustakaan, laboratorium IPA/Bahasa, auditorium, fasilitas olah raga dan kesenian.
Ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih  luas tetapi dapat dikendalikan.
Dukungan lebih besar karena masing-masing bertanggungjawab untuk saling mengajar sesuai keahlian masing-masing.
Sesuai untuk anak diatas 10 tahun.
Menggabungkan keluarga yang tinggal berjauhan melalui internet dan alat informasi lainnya untuk tolak banding (benchmarking) termasuk untuk standarisasi.

Bagaimana orientasi para peserta homeschooling?

Dalam prakteknya, berdasarkan orientasi yang dimiliki para homeschoolers dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Homeschooler berorientasi ijazah
Secara umum sebagian besar homeschooler masih menginginkan ijasah karena mereka beralasan ingin meneruskan ke pendidikan yang lebih tinggi atau kembali ke pendidikan formal di kemudian hari, dimana lembaga pendidikan tersebut mensyaratkan ijazah kepada calon siswa.


2. Homeschooler berorientasi kepada kecakapan hidup (non ijazah)
Yaitu homeschooler yang berkeyakinan bahwa ijazah bukanlah syarat untuk sukses dalam kehidupan. Biasanya mereka telah menemukan karir atau profesi yang mereka inginkan, diantaranya seniman, artis, model, desainer, penulis, fotografer, dan lain-lain.

Apa saja kendala homeschooling?

Diantara kendala homeschooling terdapat dua kendala utama, yaitu :
1. Kesiapan dan komitmen anak dan orang tua
Keberhasilan dari peserta homeschooling sangat bergantung kepada kesiapan dan komitmen anak dan orang tua. Kesiapan disini yaitu kesiapan mental, karena pelaksanaan dari homeschooling sangat berbeda dengan sekolah formal yang penuh  dengan aturan dan anak menjadi subjek dari pembelajaran. Orang tua dan anak seharusnya aktif dan kreatif dalam menentukan bagaimana pembelajaran yang dilakukan di rumah.
2. Pandangan sebelah mata dari masyarakat dan lingkungan sekitar
Dalam artian lulusan homeschooling secara kualitas masih dianggap lebih rendah dibandingkan dengan lulusan sekolah formal. Terlebih peserta homeschooling untuk ujian kelulusannya mengikuti kesetaraan yaitu Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMU, yang dianggap sebagai pendidikan kelas dua dibandingkan dengan pendidikan formal.


Bagaimana profil orang tua homeschooler yang ideal?

1. Mempunyai komitmen yang kuat sebagai partner belajar serta membantu anak dalam monitoring pembelajaran anak.
2. Mempunyai kemauan untuk terus belajar mengenai metode pembelajaran dan membuat rencana pembelajaran dan mendesain kurikulum isi mata pelajaran yang dipelajari anak.


Bagaimana mungkin saya mengajar anak saya, sementara saya tidak mempunyai background keguruan?

Untuk menjadi seorang guru, setiap individu tidak harus mengikuti perkuliahan dibidang keguruan.Pada dasarnya setiap orang tua mempunyai bakat dan naluri untuk mengajar, tergantung orang tua untuk memunculkan dan melatih naluri mengajar dengan cara:
1. Mengikuti seminar atau pelatihan orang tua
2. Sharing dengan sesama orang tua
3. Sharing dan diskusi dengan praktisi pendidikan
4. Mempelajari buku-buku pendidikan serta mengakses informasi-informasi tentang pendidikan dari internet.

Bagaimana mengajarkan mata pelajaran yang “susah”  seperti matematika dan IPA?

Untuk mengajarkan pelajaran Matematika dan IPA kepada anak pada tingkatan SD dan SMP tidak membutuhkan orang tua yang mempunyai pengetahuan yang mapan dalam bidang tersebut karena isi atau konten dari pelajaran  tersebut belum terlalu rumit. Berbeda dengan siswa level SMU yang membutuhkan ilmu yang cukup mahir dari pengajar, jika orang tua merasa kurang mampu dalam mengajarkan maka orang tua dapat mendatangkan tutor ke rumah untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More