This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 26 Februari 2012

Output Lulusan


Sesuai dengan motto HSKS: Belajar lebih cerdas, kreatif dan ceria dengan menggabungkan konsep kreatifitas, life skills dan karakter, menjadi landasan profil lulusan HSKS yaitu:

Community Bulider: Lulusan mempunyai kecakapan hidup yang bisa menopang diri serta lingkungannya dan menjadi pemimpin dan pembaharu yang efektif dan selalu berfikir kreatif, kritis dan inofatif.
Good Character: Lulusan memiliki nilai-nilai yang mulia dalam membangun komunitas dan bangsa dimasa mendatang.

Contact


Kantor HSKS Cabang Bandung
Jl. Sukarajin II No.15 Bandung 40124.
Telp. 022 - 7101 190, 76088744 | Fax. 022 - 7210 132. | CP. 0812 2107 954.
Email:

Map

Map

Kerjasaman

Kerjasaman

Kurikulum dan Metode Pendidikan


Kurikulum
Kurikulum pembelajaran HSKS adalah kurikulum yang didesain sendiri dan tetap mengacu pada kurikulum nasional dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia.

Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran pada HSKS adalah menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif dan kontekstual serta belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Pertemuan komunitas dilaksanakan dua kali seminggu selama tiga jam dalam sekali pertemuan dalam kelas kecil 5-10 orang per kelas, selebihnya peserta HSKS belajar secara mandiri di rumah.

Kegiatan
Kegiatan yang ditawarkan oleh HSKS adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Tutorial Komunitas
Yaitu kegiatan rutin dua kali seminggu bagi peserta HSKS, dimana peserta akan mempelajari mata pelajaran sesuai dengan level pendidikan mereka.

2. Tutor ke Rumah
Diluar waktu tutorial komunitas, peserta HSKS diharapkan mampu belajar mandiri dibawah bimbingan orang tua. Namun untuk kondisi tertentu orang tua bisa mendatangkan tutor ke rumah dalam membantu orang tua membina peserta HSKS. Para homeschooler juga dapat belajar berkelompok dengan mendatangkan tutor ke rumah atau tempat yang telah disepakati.

3. Kegiatan Intermezo
Yaitu kegiatan yang bersifat edukatif serta menghibur bagi peserta HSKS dan orang tua, diantaranya adalah kegiatan Parent Meeting  dan One Stop Learning bagi peserta HSKS maupun peserta umum.

4. Kegiatan Pengembangan Bakat dan Minat Anak
HSKS menawarkan berbagai kegiatan dalam membantu anak mengembangkan bakat dan minat

5.    Workshop, Training dan Seminar
HSKS juga akan mengadakan kegiatan workshop, training dan seminar yang tentunya mengusung tema homeschooling.

6.   Pembelajaran Jarak Jauh
HSKS juga membuka layanan pembelajaran jarak jauh, dimana HSKS akan menyediakan modul dan materi pembelajaran serta ujian serta komunikasi dapat dilakukan dengan surat, telefon dan email.

7.   Tailormade Tutorial
HSKS juga menawarkan program tutorial yang dirancang khusus menyesuaikan kebutuhan peserta HSKS.

Legalitas Homeschooling Kak Seto


Legalitas dan Ijazah
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengakomodasi homeschooling sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dalam pelaksanaannya homeschooling berada di bawah naungan Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional.
Siswa yang memilih homeschooling akan memperoleh ijazah kesetaraan yang dikeluarkan oleh DEPDIKNAS yaitu Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMU. Ijazah ini dapat digunakan untuk meneruskan pendidikan ke sekolah formal yang lebih tinggi bahkan ke luar negeri sekalipun.

Visi dan Misi


Visi
Menjadikan HSKS sebagai salah satu institusi pendidikan yang unggul dalam menyediakan program-program pendidikan bagi anak untuk dapat terampil, memiliki life skill dan karakter yang kokoh sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan.

Misi
1. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik sesuai dengan kebutuhan, gaya belajar, kekuatan dan keterbatasan yang dimilikinya.
2. Membantu peserta didik yang menemukan minat dan bakatnya serta mengembangkan bakat dan minat anak didik secara optimal
3. Membentuk peserta didik menjadi manusia pembelajar seumur hidup yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi dan karakter yang kuat.
4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh hubungan dari pembelajaran yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata.
5. Mengatasi keterbatasan kelemahan peserta didik dengan melekukan pendekatan personal.
6. Mempersiapkan peserta didik dengan aspek pengetahuan, kecakapan hidup dan karakter terpuji untuk jenjang kehidupan masa mendatang.
7. Membekali peserta didik dengan kemampuan memecahkan masalah sesuai dengan tingkat perkembangannya demi kesuksesan pada masa mendatang. 

Profil

Kalender Akademik

DL

Komunitas

PIC

Outing

Sekilas HSKS


APA DAN BAGAIMANA
HOMESCHOOLING ?


Apa itu homeschooling?

Homeschooling adalah sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah. Homeschooling adalah sebuah sekolah alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai subjek dengan pendekatan secara “at home”. Dengan pendekatan “at home” inilah anak-anak merasa nyaman belajar karena mereka dapat belajar apapun sesuai dengan keinginannya, kapan saja dan dimana saja seperti ia tengah berada di rumahnya.
Jadi, meski disebut homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tapi anak-anak dapat belajar di mana saja dan kapan saja asal situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti “at home” . Maka dalam sistem Homeschooling, jam pelajaran bersifat fleksibel : mulai dari bangun tidur sampai berangkat tidur kembali.


Apa saja tipe atau klasifikasi format homeschooling?

Ada beberapa klasifikasi format homeschooling, yaitu :
1. Homeschooling Tunggal
Dilaksanakan  oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan keluarga lainnya karena hal tertentu atau karena lokasi yang berjauhan.
2. Homeschooling Majemuk
Dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing. Alasannya : terdapat kebutuhan-kebutuhan  yang dapat dikompromikan oleh beberapa keluarga  untuk melakukan kegiatan bersama. Contohnya kurikulum dari konsorsium, kegiatan olah raga (misalnya keluarga atlet tenis), keahlian musik/seni, kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan.
3. Homeschooling Komunitas
Gabungan beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, musik/seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. Komitmen pembelajaran antara orang tua dan komunitasnya yaitu 50:50. Alasan memilih komunitas homeschooling antara lain :
Terstruktur dan lebih lengkap untuk perndidikan akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar
Tersedia fasilitas pembelajaran yang lebih baik misalnya : bengkel kerja, laboratorium alam, perpustakaan, laboratorium IPA/Bahasa, auditorium, fasilitas olah raga dan kesenian.
Ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih  luas tetapi dapat dikendalikan.
Dukungan lebih besar karena masing-masing bertanggungjawab untuk saling mengajar sesuai keahlian masing-masing.
Sesuai untuk anak diatas 10 tahun.
Menggabungkan keluarga yang tinggal berjauhan melalui internet dan alat informasi lainnya untuk tolak banding (benchmarking) termasuk untuk standarisasi.

Bagaimana orientasi para peserta homeschooling?

Dalam prakteknya, berdasarkan orientasi yang dimiliki para homeschoolers dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Homeschooler berorientasi ijazah
Secara umum sebagian besar homeschooler masih menginginkan ijasah karena mereka beralasan ingin meneruskan ke pendidikan yang lebih tinggi atau kembali ke pendidikan formal di kemudian hari, dimana lembaga pendidikan tersebut mensyaratkan ijazah kepada calon siswa.


2. Homeschooler berorientasi kepada kecakapan hidup (non ijazah)
Yaitu homeschooler yang berkeyakinan bahwa ijazah bukanlah syarat untuk sukses dalam kehidupan. Biasanya mereka telah menemukan karir atau profesi yang mereka inginkan, diantaranya seniman, artis, model, desainer, penulis, fotografer, dan lain-lain.

Apa saja kendala homeschooling?

Diantara kendala homeschooling terdapat dua kendala utama, yaitu :
1. Kesiapan dan komitmen anak dan orang tua
Keberhasilan dari peserta homeschooling sangat bergantung kepada kesiapan dan komitmen anak dan orang tua. Kesiapan disini yaitu kesiapan mental, karena pelaksanaan dari homeschooling sangat berbeda dengan sekolah formal yang penuh  dengan aturan dan anak menjadi subjek dari pembelajaran. Orang tua dan anak seharusnya aktif dan kreatif dalam menentukan bagaimana pembelajaran yang dilakukan di rumah.
2. Pandangan sebelah mata dari masyarakat dan lingkungan sekitar
Dalam artian lulusan homeschooling secara kualitas masih dianggap lebih rendah dibandingkan dengan lulusan sekolah formal. Terlebih peserta homeschooling untuk ujian kelulusannya mengikuti kesetaraan yaitu Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMU, yang dianggap sebagai pendidikan kelas dua dibandingkan dengan pendidikan formal.


Bagaimana profil orang tua homeschooler yang ideal?

1. Mempunyai komitmen yang kuat sebagai partner belajar serta membantu anak dalam monitoring pembelajaran anak.
2. Mempunyai kemauan untuk terus belajar mengenai metode pembelajaran dan membuat rencana pembelajaran dan mendesain kurikulum isi mata pelajaran yang dipelajari anak.


Bagaimana mungkin saya mengajar anak saya, sementara saya tidak mempunyai background keguruan?

Untuk menjadi seorang guru, setiap individu tidak harus mengikuti perkuliahan dibidang keguruan.Pada dasarnya setiap orang tua mempunyai bakat dan naluri untuk mengajar, tergantung orang tua untuk memunculkan dan melatih naluri mengajar dengan cara:
1. Mengikuti seminar atau pelatihan orang tua
2. Sharing dengan sesama orang tua
3. Sharing dan diskusi dengan praktisi pendidikan
4. Mempelajari buku-buku pendidikan serta mengakses informasi-informasi tentang pendidikan dari internet.

Bagaimana mengajarkan mata pelajaran yang “susah”  seperti matematika dan IPA?

Untuk mengajarkan pelajaran Matematika dan IPA kepada anak pada tingkatan SD dan SMP tidak membutuhkan orang tua yang mempunyai pengetahuan yang mapan dalam bidang tersebut karena isi atau konten dari pelajaran  tersebut belum terlalu rumit. Berbeda dengan siswa level SMU yang membutuhkan ilmu yang cukup mahir dari pengajar, jika orang tua merasa kurang mampu dalam mengajarkan maka orang tua dapat mendatangkan tutor ke rumah untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More